Quote:
Apa
pun kata orang atau alasannya, secara implikasi logis kausalitas atau
hukum sebab-akibat, seandainya tak ada Albert Einstein, Amerika Serikat
tidak atau belum berhasil membuat bom nuklir pada 17 Juli 1945, dan
Indonesia mungkin tidak atau belum merdeka pada 17 Agustus 1945.
Kemerdekaan Indonesia memang adalah Rahmat Tuhan YME, dan Tuhan
memberikan jalannya melalui realisasi Teori Khusus Relativatitas
Einstein dalam proyek bom nuklir AS yang membumihanguskan dua kota inti
di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, pada 6 dan 9 Agustus 1945, sehingga
Jepang bertekuklutut terhadap Sekutu, dan Indonesia Merdeka.
Sains tanpa agama adalah pincang, dan agama tanpa sains adalah buta.
Science without religion is lame, and religion without science is blind.
ALBERT EINSTEIN (1879–1955)
fisikawan dan kosmologiwan
ALBERT EINSTEIN DAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Prof. Dr. Albert
Einstein (14-03-1879 — 18-05-1955), ahli fisika keturunan Yahudi,
kelahiran Ulm, Jerman Selatan. Ketika kaum Nazi berkuasa, pada 1930 ia
memilih untuk memenuhi undangan untuk menjadi dosen di Princeton,
Amerika Serikat, ketimbang bekerja untuk Hitler.
Albert
Einstein adalah pencetus Teori Relativitas | Kenisbian (the Theory of
Relativity), yang telah mengubah dunia klasik ke modern. Teori
Relativitas Khusus (the Special Theory of Relativity, 1905) yang sangat
terkenal dengan formula E=m.c^2 (Energy = Mass of Matter x power of two
of constant velocity of light in vacuo), dan Teori Relativitas Umum
(the General Theory of Relativity, 1917) tentang interaksi semesta.
Ketika pecah Perang Dunia II, pada 2 Agustus 1939, ia menulis surat
kepada presiden AS ke32 yang terpilih 3X waktu itu (1933-1945),
Franklin Delano Roosevelt (1882-1945), menyatakan kekhawatirannya bahwa
Hitler kemungkinan besar akan merealisasi Teori Relativitas temuannya,
untuk mengembangkan senjata nuklir, memenangkan perang dan menguasai
dunia.
Presiden Roosevelt mengantipisasi kemungkinan ini dan memutuskan
untuk melakukan pengembangan tenaga nuklir untuk persejataan perang.
Pada 1942, jenderal Leslie R. Groves ditugaskan untuk bertanggungjawab
atas proyek senjata nuklir yang disebut ‘Manhattan Project’, pada
lokasi yang sekarang terkenal sebagai ‘Manhattan District of the Army
Corps of Scientists and Engineers.
Proyek ini membuahkan sejenis bom baru, yaitu bom fisi-fusi
(fission-fusion), dimana satu bom nuklir (nuclear bomb) ditempatkan
dalam satu bom atomik (atomic bomb), karena bom nuklir hanya bisa
diledakan melalui panas ledakan bom atomik. Perlu diketahui bahwa
energi fusi ledakan bom nuklir bisa ribuan hingga jutaan kali lebih
dahsyat daripada energi fisi ledakan bom atomik.
Konsep dasar cara energi dihasilkan, membedakan bom nuklir dan bom
atomik. Bom nuklir adalah bom fusi nuklir panas (thermal fussion),
dimana energi dihasilkannya diperoleh dari pengubahan masa materi
sebagai akibat dari penggabungan paksa inti atom pada tekanan dan suhu
panas ekstrim tinggi yang terjadi ketika berlangsung ledakan bom
atomik. Sedangkan bom atomik adalah bom fisi, dimana energi panas
dihasilkannya diperoleh dari pengubahan masa materi sebagai akibat dari
pemisahan inti atom pada tekanan tinggi yang dihasilkan dari denotator
yang meledak pada benturan keras pada kecepatan tinggi yang terjadi
ketika bom atomik diluncurkan dan menabrak sasaran.
Pada jam 15:30 AM, 16 Juli 1945, dilakukan uji-coba pertama bom
nuklir pertama di pangkalan udara Alamogardo, New Mex, yang dikenal
sebagai ‘Trinity Explosion’. Dengan suksesnya proyek ini, AS mengambil
keputusan untuk segera menggunakannya dalam Perang Dunia II. Pada
akhrir Juli, berhasil dibuat dua buah bom nuklir-atomik berkekuatan 20
KiloTon yang setara dengan kekuatan 20.000 ton TNT [ TriNitroToluene:
C6H2(CH3)(NO2)3 ]. 1 ton TNT setara 1 milyar (1.000.000.000) kalori
energi.
Pada jam 15:30 AM, 16 Juli 1945, dilakukan uji-coba pertama bom
nuklir pertama di pangkalan udara Alamogardo, New Mex, yang dikenal
sebagai ‘Trinity Explosion’. Dengan suksesnya proyek ini, AS mengambil
keputusan untuk segera menggunakannya dalam Perang Dunia II. Pada akhir
Juli, berhasil dibuat dua buah bom nuklir-atomik berkekuatan 20 KiloTon
yang setara dengan kekuatan 20.000 ton TNT [ TriNitroToluene:
C6H2(CH3)(NO2)3 ]. 1 ton TNT setara 1 milyar (1.000.000.000) kalori
energi.
Pada 6 dan 9 Agustus 1945, dua bom nuklir-atomik ini dijatuhkan
pesawat bomber AS, masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki, dan
membumihanguskan seluruh pertahanan Jepang, yang membuat Jepang
terpaksa bertekuk lutut pada Sekutu. Invasi Jepang di Indonesia pun
lumpuh. Perang Dunia Berakhir pada 14 Agustus 1945, demikian juga
penjajahan Jepang di Indonesia. Dan Indonesia pun memproklamirkan
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Apa
pun kata orang atau alasannya, secara implikasi logis kausalitas atau
hukum sebab-akibat, seandainya tak ada Einstein, Amerika tidak atau
belum berhasil membuat bom nuklir pada 17 Juli 1945, dan Indonesia
mungkin tidak atau belum merdeka pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan
Indonesia memang adalah Rahmat Tuhan YME, dan Tuhan memberikan jalannya
melalui realisasi Teori Relativatitas Einstein dalam proyek bom nuklir
AS.
Einstein secara bathin terpukul keras, ia salah memprediksi
keberhasilan Jerman, karena Jerman menyerah pada Mei 1945, sebelum
Jerman atau pun Sekutu berhasil membuat bom nuklir. Sementara itu
presiden Roosevelt telah meninggal karena depresi berat sebulan
sebelumnya, dan digantikan oleh presiden Harry S. Truman, yang
bersikeras tetap memerintahkan pemboman nuklir di Jepang.
Einstein sangat berduka atas realisasi teorinya yang telah digunakan
AS untuk peperangan, karena ia sangat menyintai perdamaian dan
kemanusiaan. Ia adalah pendukung gerakan humatarian yang dilakukan
Zionisme pada masa itu. Bertahuntahun ia telah memupuk teorinya, tapi
bertahuntahun pula ia menyesali dirinya menjelang akhir hidupnya. Pada
1952, Einstein menolak keras ketika ia dicalonkan untuk jadi presiden
Israel atas undangan David Ben-Gurion, untuk menggantikan Dr. Chaim
Weizmann. Sepuluh tahun kemudian setelah peristiwa Hiroshima –
Nagasaki, ia meninggal di Princeton, AS, dengan duka sangat teramat
dalam yang meyalib jiwanya.
Kita sebagai bangsa Indonesia, dalam rangka memperingati
kemerdekaan, patut mengenang jasa Einstein, karena ia punya andil dalam
merdekanya Republik ini, terlepas dari dia seorang Zionis Yahudi atau
bukan!
MEMAHAMI TEORI RELATIVITAS
Penjelasan ilmiah populer sederhana teori relativitas adalah sebagai berikut:
Alam fisik, jagatraya
atau semesta (universe) dan seluruh isinya memiliki besaran dan ukuran
matematik dan fisik, dimana relasi dan interaksi antara segala sesuatu
terkandung didalamnya bisa dinyatakan secara matematik dan fisik, dalam
bentuk khusus|spesifik atau pun umum|generik.
Demikian juga teori relativitas terbagi dua atas: teori relativitas
khusus (special theory of relativity) (1905–1907) untuk rangkum
terbatas dan teori relativitas umum (general theory of relativity)
(1916–1918) untuk rangkum universal.
Dimensi ruang: panjang, luas, dan isi dan dimensi waktu adalah
besaran-besaran fisik yang relativ|nisbi, bisa memelar dan mengerut
seperti karet, tergantung pada kerangka–acuan mana (reference–frame)
mana ia diukur, dan perubahannya dalam teori relativitas dapat diukur
menggunakan formula matematis dilasi ruang dan dilasi waktu:
Fizgerard–Lorentz space–time dilation | dilatation.
Waktu yang dialami seseorang yang tinggal di Bumi dan yang bergerak
dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya di angkasa adalah
berbeda, dimana seribu tahun di Bumi bisa setara sehari di angkasa.
Sedemikian sehingga seandainya kita hari ini berangkat ke angkasa
dengan pesawat antariksa secepat kilat, ketika kemudian besok kita
kembali, ternyata manusia di Bumi telah mengalami perubahan generasi
beberapa millenium.
Penggabungan tiga koordinat dimensi ruang (panjang, lebar, tinggi |
dalam) dan satu koordinat dimensi waktu, membentuk satu kesinambungan
ruang–waktu empat-dimensi (four-dimensional space–time continuum),
dimana bisa dilakukan transformasi koordinat secara matematik dan fisik
(space–time coordinates transformation), yang memungkinkan kita
berpindah dari satu ruang–waktu ke ruang–waktu lain secara utuh.
Jika kita bisa bergerak kekiri–kekanan, atau naik–turun, atau
maju–mundur dalam satu dimensi ruang, ada kemungkinan kita juga bisa
maju-mundur dalam satu dimensi waktu. Secara teoritis ideal kita bisa
pergi ke masa telah lampau atau ke masa akan datang (negative–positive
motion in time).
Konsep bergerak maju–mundur dalam waktu ini mengilhami kemungkinan
dibuatnya mesin-waktu (time-machine) untuk melakukan petualangan
antar-waktu, dan H.G. Wells dengan kisah fiksi “The Time Machine”.
Problemnya, secara alami, kita manusia adalah pejalan-ruang
(space-traveler) yang bisa bebas bergerak dalam ruang, tapi hanya bisa
maju dalam waktu; bukan pejalan-waktu (time-traveler) yang bisa bebas
bergerak dalam waktu, sementara maju dalam ruang.
Namun ada satu peluang, bahwa kita hidup dalam semesta yang mungkin
memiliki karakteristik dimensi seperti Bumi, yaitu terhingga tapi
tak-terbatas (finite but unbounded), dimana kita bisa pergi hanya
sebatas bulatan (globe) tapi bisa pergi kemana saja pada permukaannya
tanpa halangan fisik karena bentuknya yang bundar (globular, spherical).
Di alam nyata, kita tak pernah berada pada ‘tempat dan waktu sama’,
karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat kesinambungan
ruang-waktu, karena jagataraya kita memuai (expansion of the universe).
Pemuaian semesta ini secara fisik dapat dideteksi dari rekaman
pergeseran merah (red shift) efek Dopler dari spektrum cahaya
benda-benda angkasa seperti galaksi | gugus-bintang, bintang, dan
lainnya.
Namun, tiap ruang-waktu yang telah kita lalui, akan tetap menyimpan
rekaman kejadian, data dan informasi, kronologi dan sejarah, tentang
apa saja yang telah terjadi pada ruang dan waktu tertentu. Barangkali
ini satu cara Alláh merekam tentang apa saja yang telah kita kerjakan
atau perbuat.
Karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat kesinambungan
ruang-waktu, di alam nyata, kita tak pernah berada pada ‘tempat dan
waktu sama‘.
Jadi kalau ada pembawa acara, MC, protokol, penyiar radio atau
televisi yang mengatakan: “sampai berjumpa kembali pada tempat dan
waktu yang sama” adalah satu kekeliruan dan kebohongan besar!
PHOTON DAN TACHYOON | BARQUN
Kecepatan cahaya dalam
ruang hampa, relativ konstan, tetap atau tak berubah, dan secara dasar,
tanpa pengaruh luar, adalah seragam (uniform) dimana pun di jagatraya
[Michelson-Moreley experiment], dan secara asumsiv adalah kecepatan
maksimum dapat dicapai dalam bentuk materi dapat dideteksi dalam
rangkum validasi Teori Relativitas.
Tapi tidak berarti bahwa tak ada materi yang bergerak lebih cepat
dari ‘photon’ (foton, foto, cahaya), karena kemudian dikenal sejenis
partikel hipotetis yang disebut ‘tachyoon’ (barqun, buraqun, kilat),
yang eksistensi hanya bisa dideteksi diatas kecepatan cahaya, tapi
justeru lenyap dibawah kecepatan cahaya [Gerald Feinberg's theory of
tachyoon — complementary theory of Einstein’s relativity].
Konsep ini mengilhami, didalam film fiksi ilmu, dibuatnya kapal
antariksa antar-galaktik dengan kecepatan jutaan kali kecepatan cahaya,
seperti ‘the US StarShip’ dalam ‘StarTrek’, dan lainnya.
TEORI MEDAN TERPADU
Di alam nyata,
ternyata garis lurus (straight line) dan bidang datar (flat plane)
hanyalah bentuk pecahan kecil sekali (discrete finitesimal), karena
dalam kenyataannya yang ada adalah garis lengkung (curved line) dan
bidang lengkung (curved plane), karena adanya kelengkungan ruang
(curvature of space) sebagai dampak keberadaan interaksi gravitasi atau
gaya tarik-tolak alami materi netral.
Di alam, ada lima gaya interaksi universal (tarik–tolak semesta)
yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yang mengendalikan seluruh
aktivitas dan dinamika jagatraya. Semuanya adalah satu hal sama dalam
wujud berbeda, yang efeknyanya berlaku tergantung ukuran skala jarak.
Masing-masing, berurutan dari skala besar | jarak jauh ke skala
kecil | jarak dekat, yaitu: berat (gravitasional interaction),
listrik–magnit (electromagnetic interaction), lemah atomik (atomic weak
interaction) dan kuat nuklir (nuclear strong interaction). Lima
interaksi ini identik, alias serupa tapi tak sama, tapi ‘they have
something in common’.
Relasi lima interaksi ini secara matematik dan fisik dirangkum dalam
teori medan terpadu (unified field theory) dan teori terpadu agung
(grand unifield theory).
BAGIAN KEDUA
KESIMPULAN TEORI KHUSUS RELATIVITAS
KECEPATAN MUTLAK ABSOLUT CAHAYA DI ANGKASA HAMPA
c = constant
c, konstanta kecepatan cahaya dalam ruang hampa, 2,997.925 x 10^8 m/s.
DILATASI DIMENSI RUANG—WAKTU
R = [ 1 – v^2/c^2 ]^½
R, faktor relativistik.
v, velositas | kecepatan gerak materi, dalam m/s.
DUALITAS EKSISTENSI ENERGI—MATERI
E = m . c^2
E, kuantitas energi dalam Joule atau kg.m^2/s^2.
m, masa materi dalam kg.
Kecepatan cahaya dalam ruang hampa di seluruh semesta adalah mutlak
dan seragam (absolute and uniform) dan adalah kecepatan fisik maksimum
bisa dicapai.
Suatu materi yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya akan mengalami pengerutan ruang (space contraction) dan
penguluran waktu (time dilation) dan juga pemuaian masa (mass
expansion).
Energi dan materi adalah satu hal sama dalam wujud berbeda. Dalam
satu sistem tertutup, energi dan materi adalah konservativ, tak dapat
diciptakan atau dimusnahkan Jika suatu kuantitas materi lenyap maka
sebagai gantinya akan muncul energi dengan kuantitas setara, dan
sebaliknya, sehingga annihilisasi materi setara materialisasi energi.
Cahaya adalah dualitas energi–materi, memiliki dua-sifat, berlaku
sebagai gelombang energi dan juga sebagai partikel materi: photon.
RENUNGAN
Pikiran
manusia tak mampu merengkuh sang semesta. Kita seperti seorang anak
kecil yang sedang memasuki satu perpustakaan raksasa. Dindingnya
diliputi hingga ke langit-langit dengan buku-buku dalam banyak
logat-logat berbeda. Si anak tahu bahwa seseorang tentu telah menulis
buku-buku ini. Tapi tak diketahui siapa dan bagaimana. Tak dimengerti
bahasa-bahasa dalam mana mereka ditulis. Tapi si anak mencatat suatu
rencana teratur dalam susunan buku-buku itu, suatu tatanan rahasia yang
tak dipahami, tapi hanya diduga secara dangkal.
ALBERT EINSTEIN (1879-1955)
fisikawan dan kosmologiwan
|
|
|
PERLU DIGARISBAWAHI BAHWA …
EE ONE S wrote:
|
Di alam nyata, kita tak pernah berada pada ‘tempat
dan waktu sama’, karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat
kesinambungan ruang-waktu, karena jagataraya kita memuai (expansion of
the universe).
Pemuaian semesta ini secara fisik dapat dideteksi dari rekaman
pergeseran merah (red shift) efek Dopler dari spektrum cahaya
benda-benda angkasa seperti galaksi | gugus-bintang, bintang, dan
lainnya.
Namun, tiap ruang-waktu yang telah kita
lalui, akan tetap menyimpan rekaman kejadian, data dan informasi,
kronologi dan sejarah, tentang apa saja yang telah terjadi pada ruang
dan waktu tertentu. Barangkali ini satu cara Alláh merekam tentang apa
saja yang telah kita kerjakan atau perbuat. |
|